kudapati dirimu duduk dalam gelap dan riak
seakan hendak melucuti segala pekak
sempat ragu berpacu detak
namum rindu tak mampu terelak
kudapati dirimu setelah teriak memecah malam
memaksa tubuh yang tergilas penat
mengejar bayang dalam sempat
demi janji yang hampir kusam di telan kelam
kudapati dirimu dalam tergesaku
berharap sesuatu yang enggan terucap
untuk sekejap dapat beradu
sampai waktu tak lagi lenyap
kudapati dirimu dan diriku telah terpikat
Sabtu, 06 Maret 2010
mata kata
0
komentar
ketakutan seorang sahabat kepada sahabatnya yang akan menikah
sahabat, kemarin ada debat tercipta diantara cerita
namun esok mungkin ada sekat dalam canda kita
sahabat, kemarin jabat itu lekat berpeluh keringat
namun esok mungkin tak erat lagi kerena tak lagi kau bagi beratnya penat
lingkaran ini tak akan lagi penuh karena kami kekurangan lenganmu untuk menyambungnya
jalan berbatu ini akan makin mengombak tanpa ceritamu tentang lekuk wanita di benakmu yang nakal dan gila
karena nanti sepasang kakimu akan bertambah sepasang dan berlari jauh meninggalanku
tanganmu telah menyambung lengan lainnya dan membuat lingkaran besar diluar sana
mata mu akan melihat lebih jelas dari mataku hingga menjauhkan pandangan kita
dan waktu akan jadi barang langka yang mungkin kau curi demi mengulang hari lalu
sadar ketakutanku adalah ego seorang sahabat
salah bila itu menghalangi luap bahagia untukmu
esok jika sempat merasakan bahagiamu
akan ku ingat setiap jejak yang menapak di jalan ini, sahabat
namun esok mungkin ada sekat dalam canda kita
sahabat, kemarin jabat itu lekat berpeluh keringat
namun esok mungkin tak erat lagi kerena tak lagi kau bagi beratnya penat
lingkaran ini tak akan lagi penuh karena kami kekurangan lenganmu untuk menyambungnya
jalan berbatu ini akan makin mengombak tanpa ceritamu tentang lekuk wanita di benakmu yang nakal dan gila
karena nanti sepasang kakimu akan bertambah sepasang dan berlari jauh meninggalanku
tanganmu telah menyambung lengan lainnya dan membuat lingkaran besar diluar sana
mata mu akan melihat lebih jelas dari mataku hingga menjauhkan pandangan kita
dan waktu akan jadi barang langka yang mungkin kau curi demi mengulang hari lalu
sadar ketakutanku adalah ego seorang sahabat
salah bila itu menghalangi luap bahagia untukmu
esok jika sempat merasakan bahagiamu
akan ku ingat setiap jejak yang menapak di jalan ini, sahabat
saat ku baca pesanmu
mungkin kau telah berada di tengah lautan
membenamkan kepalamu ke dalam alunan ombak
membawa mimpimu ke dasar samudera
saat ku baca pesanmu
ada gelisah menyusup di antara rindu
ada bahagia menyesak sukma
menanti sua dalam terlupa
saat ku baca pesanmu
teriakmu menarikku ke ujung dermaga
galaumu ikut meradang di lelahku
menyesali kabar tak sempat ku kirim
saat ku baca pesanmu
berharap kau tahu,
jiwa ini telah sedari tadi ku menyapamu
hati ini telah lebih dulu ada di tiap harapmu
saat ku baca pesanmu
segenap pelukku menjemputmu sebelum kau tiba
28 februari 2010
mungkin kau telah berada di tengah lautan
membenamkan kepalamu ke dalam alunan ombak
membawa mimpimu ke dasar samudera
saat ku baca pesanmu
ada gelisah menyusup di antara rindu
ada bahagia menyesak sukma
menanti sua dalam terlupa
saat ku baca pesanmu
teriakmu menarikku ke ujung dermaga
galaumu ikut meradang di lelahku
menyesali kabar tak sempat ku kirim
saat ku baca pesanmu
berharap kau tahu,
jiwa ini telah sedari tadi ku menyapamu
hati ini telah lebih dulu ada di tiap harapmu
saat ku baca pesanmu
segenap pelukku menjemputmu sebelum kau tiba
28 februari 2010
pelukan pertama :
yang kau minta hingga selalu terasa erat tubuh ini oleh bekas lingkar tanganmu
saat sembabmu yang terlihat dalam gelap, suaramu yang tercemar isak
dengan canggung ku berikan pelukanku dengan harapan dapat menyembunyikan sembabmu di balik bajuku, atau meredam isakmu dalam dekapku
Pelukan kedua :
yang kau minta karena jarak yang pernah terpisah hingga pelukan itu hanya datang lewat kata
selepas menemukan kembali tubuh kita yang mendingin karena angin dan malam seusai hujan
ku berikan pelukku yang masih menyisakan kaku di lengan ini sejak pelukan pertama, dengan harapan dapat menghangatkanmu sesaat, agar bisa merangkul lelahmu yang masih tersisa sejak kedatanganmu
Pelukan ketiga :
tak lama setelah pelukan kedua, sekali lagi kau memintanya
namum kali ini seolah aku yang tak ingin melepasnya, memelukmu hingga tubuh kita dapat menyatu
hingga tak ada lagi canggung dan kaku
agar selalu bisa meredakan sedihmu, menghilangkan takutmu, atau bahkan merasakan senangmu
agar aku terbiasa ketika nanti kau memintanya setiap saat sampai pelukan itu tak dapat lagi ku hitung...
mungkin kelak aku yang akan sangat membutuhkan pelukan itu dan akan terus memintanya padamu
yang kau minta hingga selalu terasa erat tubuh ini oleh bekas lingkar tanganmu
saat sembabmu yang terlihat dalam gelap, suaramu yang tercemar isak
dengan canggung ku berikan pelukanku dengan harapan dapat menyembunyikan sembabmu di balik bajuku, atau meredam isakmu dalam dekapku
Pelukan kedua :
yang kau minta karena jarak yang pernah terpisah hingga pelukan itu hanya datang lewat kata
selepas menemukan kembali tubuh kita yang mendingin karena angin dan malam seusai hujan
ku berikan pelukku yang masih menyisakan kaku di lengan ini sejak pelukan pertama, dengan harapan dapat menghangatkanmu sesaat, agar bisa merangkul lelahmu yang masih tersisa sejak kedatanganmu
Pelukan ketiga :
tak lama setelah pelukan kedua, sekali lagi kau memintanya
namum kali ini seolah aku yang tak ingin melepasnya, memelukmu hingga tubuh kita dapat menyatu
hingga tak ada lagi canggung dan kaku
agar selalu bisa meredakan sedihmu, menghilangkan takutmu, atau bahkan merasakan senangmu
agar aku terbiasa ketika nanti kau memintanya setiap saat sampai pelukan itu tak dapat lagi ku hitung...
mungkin kelak aku yang akan sangat membutuhkan pelukan itu dan akan terus memintanya padamu
saat kutanyaan rindu itu kepadamu
kau jawab : aku rindu setengah hidup
lalu kau tanyakan kembali pertanyaan yang sama padaku
ku jawab : aku rindu setengah hidup dan matiku
maka terciptalah sepasang malam itu
sepasang rindu yang akan selalu hidup darimiu dan tak akan pernah mati dariku
malam, 02 maret 2010
kau jawab : aku rindu setengah hidup
lalu kau tanyakan kembali pertanyaan yang sama padaku
ku jawab : aku rindu setengah hidup dan matiku
maka terciptalah sepasang malam itu
sepasang rindu yang akan selalu hidup darimiu dan tak akan pernah mati dariku
malam, 02 maret 2010
kataku :
adik, yang ku tahu, lelah bukanlah lemahmu
karena lelah telah kalah sejak lama olehmu
namum di jalan ini saat bulan bercadar awan
di bayang kerudung sebatas kantung matamu
semua tampak samar sampai akhirnya di bawah temaram lampu jalan
lelah itu terlihat jelas di sepasang matamu
kataku :
katupkanlah kelopak itu
agar tak sampai lelah itu kembali menelanmu dalam pusaran waktu
malam, 02 maret 2010
adik, yang ku tahu, lelah bukanlah lemahmu
karena lelah telah kalah sejak lama olehmu
namum di jalan ini saat bulan bercadar awan
di bayang kerudung sebatas kantung matamu
semua tampak samar sampai akhirnya di bawah temaram lampu jalan
lelah itu terlihat jelas di sepasang matamu
kataku :
katupkanlah kelopak itu
agar tak sampai lelah itu kembali menelanmu dalam pusaran waktu
malam, 02 maret 2010
Langganan:
Postingan (Atom)