Minggu, 19 Juni 2016
derai sore
menggenangi tawa dan tangis
usai lara yang tertinggal waktu
kini tawa menggema di dinding-dinding papan

kita terbuai manis kopi dan asap tembakau
sementara kau menelan pahitnya bara hingga meneteskan embun di matamu
di sini senang dan sedih hampir samar dalam kabut

(setelah sekian lama baru sempat ke blog ini lagi, entah kapan tulisan ini saya buat, hanya tersimpan di draft tanpa sempat terposting...)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;