Minggu, 21 Februari 2010

Tentang Air Matamu Yang Jatuh di Telunjukku

Tentang Air Matamu Yang Jatuh di Telunjukku

Terkadang senang datang menyapa kita dalam berbagai bentuknya
Namun tak jarang kesedihan juga menampakkan wujudnya yang bebeda

Semalam tersentak oleh sedihmu yang datang diujung sana,
suaramu yang setengah terisak menarikku masuk kedalam air matamu

tetapi setelah kita bertemu cuma diammu yang kudapati, wajah bulan sabit yang selalu mudah kutemui di bibirmu, kini seakan enggan membentuk lengkungnya
ku berharap bisa meriuhkan diammu,
ku berharap bisa menarik bulan sabit yang ada diatas kita agar kau bisa menyerupa bentuknya,
Ku berharap sedihmu bisa jadi tangisku, agar semuanya yang telah kita bagi selama ini tak hanya menjadi simbol hubungan kita...

Sampai akhirnya kau meminta lagu utuk kesedihan yang tertahan, yang aku sendiri tak tau merangkainya dalam nada dan dalam kebingunganku atas sedihmu yang bisa kurasakan dari balik punggungku,

lalu kau menuangkan sedihmu dalam gelap malam,
diatas cahaya bulan yang terpantul diatas air,
bersama riak air yang berubah menjadi tangismu....

tiba-tiba kurasakan air matamu jatuh di telunjukku
seakan ingin menunjukkan bahwa inilah kesedihan yang kau rasakan...
seolah ingin menunjukkan pada dunia bahwa sedihmu tak lagi kuasa kau tahankan....

aku sungguh tak bisa menahan, meredam, atau menghilanghkan sedihmu dalam sekejap....
hanya dirimulah yang mampu melakukannya,
karena besar keyakinanku bahwa kau kuat melewatinya...

semua kesedihan itu perlu kita rasakan
karena kesedihan menandakan kita masih manusia
dan tanpa kesedihan mungkin kita tak akan pernah tau arti kesenangan

semoga sedih hari ini dapat mengajarkan kita satu hal lagi dari hidup
dan semoga sedih hari ini bisa berubah senang di hari esok

0 komentar:

Posting Komentar

 
;